Sejarah

Pertanyaan

sejarah candi di karawang

1 Jawaban

  • "Candi Jiwa ini mulai diteliti sejak 1984 dan dipugar pada tahun 1996. Sebelum dipugar, kawasan candi hanya berbentuk gundukan tanah atau unur. Banyak yang menyebutnya bukit. Warga lantas memanfaatkan gundukan tanah tersebut untuk bercocok tanam dan mengamankan ternak mereka. Soalnya kawasan Batujaya termasuk daerah rawan banjir," tutur Nasri, Sabtu, (29/11/2014).

    Setiap banjir datang, warga terpaksa menginapkan ternak mereka di atas gundukan tanah tersebut. Namun, keesokan paginya ada saja ternak yang mati tanpa sebab.

    "Dari situ, warga tak lagi menyebut gundukan tanah tersebut dengan unur, tapi unur jiwa, karena sudah memakan jiwa-jiwa binatang tersebut. Alhasil ketika tahun 1996 dilakukan pemugaran dan ditemukan candi di bawah gundukan tersebut, warga lantas menyebutnya dengan Candi Jiwa," ungkap Nasri yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di bidang pengembangan peninggalan sejarah.

    Batas antara candi dengan area pesawahan di sekelilingnya berupa pagar besi setinggi kira-kira 1 meter. Jika ingin ke tempat candi tersebut berada, warga bisa menyusuri jalan beton dengan lebar tak lebih dari 1 meter.

    Nasri menuturkan, candi yang berbentuk persegi empat tersebut berada di perbatasan Desa Segaran di Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya di Kecamatan Pakis Jaya. Terdapat beberapa titik percandian belum dipugar yang terletak tak jauh dari Candi Jiwa. Secara keseluruhan kawasan percandian ini memiliki luas hingga 5 Km2.

    Berdasarkan prasasti yang pernah ditemukan di kawasan percandian, Candi Jiwa diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara berkembang pada abad ke-4 masehi dan merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat. Jika dilihat dari atas, struktur paling atas dari Candi Jiwa memperlihatkan bentuk seperti bunga teratai.

    "Cara mereka menyusun batu bata candi yaitu dengan sistem gosok spesi dan menggunakan batu kunci. Jenis batu bata yang digunakan untuk membangun Candi Jiwa diperkirakan jauh lebih tua dari jenis batu penyusun Candi Borobudur," ungkap Nasri.

    Berjarak kira-kira 100 meter dari komplek candi, berdiri sebuah museum. Bangunan sederhana berlantai 1 itu hanya menampung sedikit benda peninggalan sejarah terkait percandian di Batujaya.

    "Sebagian besar benda bersejarah masih diteliti tim arkeolog, sebagian lagi sudah disimpan di Museum Nasional (Jakarta Pusat)," tutur Nasri.

Pertanyaan Lainnya