berapa macam skala logaritma yang bisa dipergunakan dan beri contoh penelitian agar skala logaritma tersebut bisa digunakan
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban azkacrowsp1zoby
Bilangan logaritma dihitung dengan operasi log dengan bilangan dasar tertentu. Mengapa bilangan logaritma ini muncul dalam dunia sound system? Jawabnya sederhana karena ada beberapa sifat di alam ini kaitannya dengan manusia berjalan tidak seperti hitungan ordinal seperti 1, 2, 3, 4 dst tetapi mengikuti skala bilangan logaritma. Contoh,* Telinga manusia dengan mudah membedakan nada dengan frekuensi 100Hz terhadap 150Hz yang punya perbedaan 50Hz, tetapi sangat sulit membedakan nada tersebut pada frekuensi 1000Hz dengan 1050Hz walaupun sama-sama mempunyai perbedaan sebesar 50Hz.
* Telinga kita juga mudah membedakan kekerasan suatu bunyi dari sistem audio di rumah dari 100W ditambahi menjadi 150W, tetapi sangat sulit membedakan sound system pada 1000W dan ditambahi menjadi 1050W walaupun sama-sama ditambahi dengan daya 50W.
Dengan demikian parameter seperti frekuensi (Hz), kekerasan suara (Watt) atau intensitas cahaya dalam (Cd atau lumen) tidak diukur dalam satuan skala linear. Dan kebetulan untuk frekuensi dan kekerasan suara perbedaan itu mendekati nilai kelipatan 10-nya, maka dibuatlah skala logaritma dengan bilangan dasar 10. Mengambil contoh di atas, maka telinga manusia akan sama-sama bisa merasakan perbedaan pada jarak bilangan logaritma yang sama yaitu:
Log 100 = 2 dan Log150 = 2,1761 dengan jarak skala log = (2,1761 – 2) = 0,1761
Log 1000 = 3 maka perbedaan yang sama ada pada frekuensi 10^(3+0,1761) = 10^(3,1761) = 1500Hz (baca 10 pangkat 3,1761)
Demikian pula pada power amp dari 100W ke 150W, akan terasa sama perbedaannya jika power amp ditingkatkan dari 1000W ke 1500W. Hukum seperti itu juga berlaku jika kita sudah memasang sound system dengan kapasitas 60.000W kemudian merasa kurang dan ingin menambah 10.000W lagi. Apakah penambahan 10.000W itu menjadi terasa? Tentu tidak. Jadi bunyi sound dengan kapasitas 60.000W akan kira-kira sama saja dengan kapasitas 70.000W. Umumnya telinga kita mulai merasa jika penambahan itu berskala setengah dari sebelumnya atau kalau mau lebih terasa lagi penambahan itu sebesar 1 kali semula. Prinsip yang sama juga berlaku untuk frekuensi dan intensitas cahaya.
Grafik kurva di gambar ini adalah contoh grafik dua dimensi dengan sumbu X adalah frekuensi skala Hz dan sumbu Y adalah level gain dalam skala dB. Karena sumbu x dalam skala Hz berarti grafik dihitung dengan skala logaritma, jarak dari 10Hz ke 100Hz = 100Hz ke 1kHz = 1kHz ke 10kHz. Sebaliknya di sumbu y sudah dalam skala dB berarti sudah dalam skala linear. Grafik ini sering disebut grafik semi-logaritma karena satu sumbu berskala logaritma dan sumbu lainnya berskala linear. Grafik seperti ini sering digunakan untuk pengaturan dalam equalizer.
Pertanyaan Lainnya